Kargo Karawang

Sejarah Penemuan

Pada 2007 ditemukan buli-buli kecil yang tersangkut pada jaring-jaring nelayan di Laut Jawa. Informasi tentang penemuan itu kemudian sampai ke perusahaan penyelamatan PT Nautik Recovery Asia. Perusahaan kemudian bekerja sama dengan PT Paradigma Putera Sejahtera untuk mengajukan izin survei kepada Pannas BMKT.

Survei bawah air membuktikan adanya timbunan keramik berselimut lumpur dan pasir di kedalaman 54-57 meter di bawah permukaan laut, sekitar 70 kilometer dari Pantai Utara Jawa, tepatnya di wilayah Karawang.

Utara Jakarta dan Jawa

Di masa lampau perairan Teluk Jakarta, sering dilewati kapal-kapal kargo asing. Rupa-rupanya perdagangan dengan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara sudah terjalin sebelum terbentuknya Batavia.  Berbagai benda arkeologi seperti keramik, logam, dan kaca banyak ditemukan nelayan tradisional secara tidak disengaja. Sejak itu perburuan benda-benda kuno dari sisa-sisa kapal karam, gencar dilakukan secara ilegal.

Pada 1997 dilakukan pencarian dan penggalian secara legal di dekat pertambangan minyak Intan. Situs Intan menghasilkan sekitar 11.000 buah barang dari sebuah kapal yang dianggap tertua di Asia Tenggara. 

Sebelumnya, pada 1991 petugas patroli TNI-AL pernah menangkap dan menyita benda-benda purbakala yang diambil tanpa izin dari sekitar Pulau Jaga Utara. Semua benda berupa keramik, berasal dari Tiongkok, dibuat pada abad ke-10 hingga ke-13 pada masa dinasti Song.

Pada 2005, patroli TNI-AL juga menyita sejumlah benda kuno yang diangkat tanpa izin dari perairan Pulau Belanda. Barang-barang itu berupa lebih dari 200 potong keramik, benda logam, dan gading gajah. Seluruhnya merupakan barang-barang buatan Tiongkok dari abad ke-17 dan ke-18, masa pemerintahan dinasti Qing.

Dari dokumen, arsip, dan informasi diketahui perairan utara Jawa, terutama di kawasan Karimun Jawa, telah menjadi jalur transportasi sejak ratusan tahun lalu. Kemungkinan hal ini berhubungan dengan kerajaan Majapahit yang ketika itu menguasai jalur perdagangan nasional dan internasional. Banyak bangkai kapal tenggelam yang memiliki nilai historis penting terdapat di kawasan itu.

Kemungkinan setelah melewati Teluk Jakarta menuju perairan di utara Jawa, banyak kapal kargo tenggelam. Salah satunya ditemukan di perairan Karawang, Jawa Barat.

Keramik dan Nonkeramik

Pada Juni 2008 perusahaan penyelamatan mulai melakukan ekskavasi di situs Karawang. Hasil terbanyak berupa keramik dengan glasir dan bentuk yang secara tidak langsung menunjuk pada era “Five Dynasties dan Ten Kingdoms” antara dinasti-dinasti T’ang dan Song di Tiongkok.

Berdasarkan bahan, mayoritas muatan kapal kemungkinan terdiri atas keramik berbahan batuan (stoneware) dan tembikar (earthenware). Selain itu, didapat pula benda-benda berbahan logam, batu, kaca, tulang, gading, dan lain-lain.

Ditemukan koin timah bertuliskan Kai Yuan Tong Bao (開  元  通  寶), dengan Min (闽) atau Fu (福) di belakangnya, kemungkinan berasal dari Kerajaan Min yang merdeka di Fujian antara 916 dan 946 Masehi. Selain itu, terdapat koin Qian Heng Zhong Bao (乾  亨  重  宝 ) dari suatu daerah dibawah kekuasaan Nánhàn, yang berkembang di sekitar Guangzhou (“Kanton” barat) 917—971 Masehi. Sedangkan muatan lainnya kemungkinan besar berasal dari India dan Timur Tengah.

Kondisi temuan yang mengandung nilai sejarah ini dianggap “kurang baik”, khususnya secara “ekonomis”. Segera perusahaan menghentikan ekskavasi. Hanya sekitar 40% temuan yang diangkat dari bawah air. Selain itu, kedalaman yang ekstrim dan jarak pandang yang kurang baik juga menjadi alasan dihentikannya proses ekskavasi.

Posisi dan muatannya menunjukkan bahwa kemungkinan kapal ini menuju pulau Jawa. Sangat sulit dibayangkan, bahwa para pedagang akan membawa muatan yang berasal dari Tiongkok, India, dan Timur Tengah ke arah selat Malaka, ketika daerah-daerah tersebut memiliki pelabuhan-pelabuhan dagangnya masing-masing. Temuan koin-koin dan keramik menunjukkan bahwa kemungkinan temuan-temuan itu berasal dari abad ke-10 Masehi. Situs-situs di sekitar pantai kepulauan Melayu dan laut India telah membuktikan adanya perdagangan keramik Tiongkok abad ke-10 Masehi.

Muatan Kapal

Pengelompokan artefak dibuat secara umum dan dikhususkan pada artefak-artefak keramik. Saat ini belum ada standar baku tentang kategorisasi wadah-wadah keramik. Standar baku yang dimaksud adalah ciri dan/atau definisi khusus berupa bentuk dan/atau ukuran tertentu yang menjelaskan suatu wadah. Dengan demikian istilah seperti dish, saucer, bowl, jar, storage jar, pot, dan lain-lain kadang menjadi subjektif. Istilah yang digunakan dalam pengelompokan wadah keramik, mungkin agak berbeda dengan pengelompokan keramik yang sudah ada. Hal itu semata-mata dilakukan dalam usaha untuk memperoleh pengelompokan yang lebih objektif.

Secara umum BMKT Karawang dibagi menjadi sembilan kategori, yaitu kategori open, closed, kendi, ewer, vase, cover, lid, other ceramic, dan non-ceramic. Kategori open (terbuka) merupakan artefak yang diameter bagian atasnya sama dengan atau lebih besar daripada diameter terbesar badannya. Kategori closed (tertutup) adalah artefak yang diameter atasnya lebih kecil dari diameter terbesar bagian badannya serta tidak memiliki leher dan/atau cucuk. Kategori kendi merupakan artefak yang diameter atasnya lebih kecil dari diameter terbesar bagian badannya (tertutup) serta memiliki leher dan cucuk. Ewer (teko) adalah artefak yang diameter atasnya lebih kecil dari diameter terbesar bagian badannya (tertutup) serta memiliki pegangan, leher, dan cucuk. Vase (vas) adalah artefak yang diameter atasnya lebih kecil dari diameter terbesar bagian badannya (tertutup), memiliki leher serta tidak memiliki cucuk.

Cover (tutup) merupakan artefak yang diameter bawah/kakinya hampir sama dengan diameter atasnya. Jika diletakkan pada suatu wadah, bagian bawah/kaki cover berada di luar mulut wadah. Lid (tutup) adalah artefak yang diameter bawah/kakinya lebih kecil dari diameter atasnya. Jika diletakkan pada suatu wadah, bagian bawah/kaki lid berada di dalam mulut wadah. Other ceramic merupakan artefak keramik yang memiliki bentuk berbeda dan tiap bentuk terdiri atas satu atau beberapa saja. Non-Ceramic adalah seluruh artefak yang bukan berbahan keramik, seperti logam, batu, kaca (glass), dan lain-lain.

Artefak jenis opened, berkaki, tepian berpetal (bergelombang), tidak memiliki garis lingkaran dalam, ditemukan beberapa buah dengan tinggi 6,1-7,4 cm, dan diameter atas 16-18,2 cm.
Artefak jenis Closed, tidak memiliki sengkang, memiliki bentuk badan bulat (hemispherical), ditemukan beberapa buah dengan tinggi 5,2-8,5 cm, dan diameter badan terbesar 6-10 cm.
Artefak jenis kendi, ditemukan beberapa buah dengan tinggi 10,6-18,2 cm dan diameter badan terbesar 16-19,7 cm.